Home Life Style Photoshop FaceBook Download

Thursday 4 June 2015

"Kathleen Adams, Antropolog AS yang Jatuh Hati pada Tana Toraja"

Dr. Kathleen Adams pada upacara penguburan ibu angkatnya
di Toraja, bulan Juli 2012. Adams berdiri di dekat peti jenazah
dan patung ibu angkatnya (VOA/courtesy photo).
Tana Toraja di Sulawesi Selatan telah dinominasikan untuk masuk dalam daftar Warisan Budaya Dunia PBB atau UNESCO World Heritage Center. Antropolog AS Dr. Kathleen M. Adams, ikut duduk dalam kepanitiaan pengajuan lokasi wisata budaya tersebut.

Antropolog kenamaan AS di Universitas Loyola, Chicago, Dr. Kathleen M. Adams yang tercantum dalam daftar "300 Dosen Terbaik Amerika" versi lembaga “The Princeton Review,” memusatkan penelitian lapangannya pada pulau-pulau Sulawesi dan Alor. Dalam 20 tahun terakhir ini, dia telah bolak-balik melakukan perjalanan dari AS ke Tana Toraja

Mengenai kebudayaan rakyat Toraja yang ditekuninya, dia mengemukakan: “Saya telah tertarik pada suku Toraja sejak awal-awal tahun 1980-an, dan pertama kali mengunjungi daerah itu pada tahun 1993, ketika melewati kuliah musim panas untuk tingkat pasca sarjana, belajar bahasa Indonesia tingkat lanjut. Saat ini saya turut terlibat dalam persiapan nominasi Toraja sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO.”

Read More......

Wednesday 3 June 2015

TO PADA TINDO; “UNTULAK BUNTUNNA BONE, ULLANGDA’ TO SENDANA BONGA”


Tondok Lepongan Bulan, Tana Matari’ Allo yg kini kita kenal sbg TORAJA sejak dulu tidak pernah diperintah oleh seorang Raja atau Penguasa secara langsung seperti di daerah lain, tetapi Tondok Lepongan Bulan adalah negeri yang berdiri sendiri dalam bentuk suatu kesatuan atau rumpun adat dan tata kehidupan suku.Keadaan yang demikian menyebabkan Kesatuan Negeri Tondok Lepongan Bulan ini sangat mudah dimasuki oleh pengaruh dari luar. Dalam sejarah Toraja beberapa kali pengaruh luar masuk ke Toraja terutama ketika kerajaan – kerajaan di sekitar mulai berkembang.

Sekitar abad ke15, sejumlah pedagang – pedagang barang porselen, tenunan dan berbagai perhiasan emas masuk ke Tondok Lepongan Bulan. Mereka melalui daerah selatan dan pedagang pertama yang terkenal adalah pedagang besar Jawa yang bernama Puang Rade’. Orang inilah yang mengajari masyarakat Toraja cara menempa emas yang disimpan oleh bangsawan Toraja, dan mulai saat itu juga emas tidak lagi dijual dalam bentuk bijih emas (Bulaan Bubuk) tetapi sudah dalam bentuk perhiasan.

Read More......

PASSURA’ SEBAGAI SUMBER SEJARAH DAN HISTORIGRAFI TORAJA


Etnis toraja termasuk salah satu suku bangsa Indonesia yg tdk mengembangkan aksara tulisan dalam bentuk teks verbal. Oleh karena itu secara metodologis ada rintangan bagi sejarawan untuk merekonstruksi masa lalu toraja bila hanya mengandalkan sumber dokumen tertulis berbentuk arsip. 
Bagi yg berpaham ekslusivisme dgn mudah dpt menggunakan prinsip, “tdk ada dokumen tertulis tdk ada sejarah”.. akibatnya lenyaplah masa lalu toraja yg unik. Meskipun tdk meninggalkan dokumen tertulis, tdk berarti etnis toraja tdk menyimpan aktualisasi masa lalunya.

Read More......

Sunday 3 June 2012

Yang Mati Yang Bercerita



Bagi orang Tana Toraja, seperti larik puisi Subagio Sastrowardoyo, kematian makin akrab karena ada tradisi yang hidup turun-temurun.

DI desa Bulu Langkan, Kabupaten Tana Toraja –pada 2009 mekar menjadi Kabupaten Toraja Utara– penduduk bicara tentang kematian, seakan-akan begitu akrab. Di sana tak ada pemisahan, orang mati diperlakukan sebagai moyang yang harus dijaga terus-menerus dan kelak akan bercerita tentang silsilah keluarganya.

Read More......

Friday 3 June 2011

“Massudi Lalong-Dodeng-Lebonna” (Kisah Cinta Sehidup Semati )


Sebuah kisah cinta sehidup semati dua sejoli dimabuk asmara yang terjadi sejak zaman kuno (Jauh sebelum Romeo-Juliet di-filmkan) dan telah mengakar dan akan selalu dikenang dalam masyarakat adat Tana Toraja. Kisah cinta antara Lebonna dan kekasihnya Massudilalong Paerengan yang berakhir sangat tragis.
Tersebutlah Lebonna, seorang wanita cantik, berkulit putih, berhidung mancung, tinggi semampai dan berambut panjang dari Daerah Bau, Bonggakaradeng. Dalam perjalanan hidupnya, ia kemudian menjadi rebutan para lelaki, namun akhirnya ia jatuh hati pada seorang lelaki tampan, pemberani dan sakti bernama Massudilalong Paerengan.
Dalam jalinan hubungan asmaranya, kedua sejoli mengikat janji untuk sehidup semati, dan saat meninggal nanti, keduanya harus dimakamkan dalam satu peti mati.
Seiring berjalannya waktu, hubungan asmara keduanya semakin mesra, dan akhirnya banyak pria yang cemburu terhadap Paerengan yang berhasil merebut hati Lebonna, begitu juga banyak wanita yang cemburu terhadap Lebonna yang berhasil merebut hati Paerengan, pemuda tampan dan pemberani.
Namun, takdir berkata lain saat muncul kabar bahwa daerah tetangga akan melakukan penyerbuan, dan Paerengan yang memang dikenal sebagai ksatria, diminta untuk memimpin pasukan. Merekapun berangkat ke medan pertempuran untuk berperang (Mangrari).

Read More......

Sunday 15 February 2009

Memunculkan kembali file “Super Hidden”

“membuat file super hidden”, nah, karena baru pemula jadinya pengen cepat-cepat nyobain membuat filenya. Nah,,,!!! Berhasil,,,!!! Tapi disitu awal kebingungannya !

Klo filenya dah super hidden, gak keliatan,,,walau sudah di show hidden file dan gak tau cara ngembaliinnya, disinilah kebingungan berawal,, udah cari cara macam-macam, (sebagai pemula tetap aja bingung !)

Saya coba pake Command Prompt yang disediakan Windows (run – cmd), dengan memberikan perintah attrib s h . filenya berhasil sih dimunculkan kembali. Tapi karena file yang di super hidden terlalu banyak (maklum keasyikan juga nyembunyiin file) capek juga mengubahnya satu-satu, saya coba lagi pake Command Prompt deh,,, wah ribet juga,,, pasti ada cara lain,,, mmmm,,,,,,

Berawal dari itu saya coba otak-atik regedit (menurut yang saya dengar, banyak orang beranggapan
ini sarana pemecahan masalah) setelah saya otak-atik sampai bosen,,, sampai mata pedih,,, akhirnya dapat juga,,, Nah,,, minum air putih dulu biar segar kembali,,,

Gini nih caranya :
1.Klik Start klik Run.
2.Ketikkan regedit pada kolom open.
3.Klik berturut-turut HKEY_CURRENT_USER\ Software\ Microsoft\ Windows\ CurrentVersion\ Explorer\ Advanced.
4.Nah,,, di situ ternyata ada ShowSuperHidden klik kanan (double klik) kemudian klik Modify. Klo angka yang kamu dapatkan disitu 0 berarti file super hiddennya gak bakalan kelihatan tapi coba ganti deh dengan angka 1,
5.Klik Ok untuk menyimpan perubahan.
Nah,,, jreng,,,jreng,,, semua file super hidden-nya akan muncul kembali,,, gak percaya coba aja !!! tapi minum dulu biar segar,,,

S3yama
Watampone, 4 sept 1988
Lorong Hitam Mcp Awangpone
pustaka: www.yogyafree.net

Read More......

Saturday 14 February 2009

Memberi Logo Pada Properties My Computer


Hai temen-temen semua… gue cuma coba-coba aza nulis artikel ini he he 33x.
Sebenarnya trik ini sudah banyak yang tahu…ya…bagi yang dah tau nggak usah
baca artikel ini, buank buang waktu aza....he..he..


Bagi yang belom tau, sekarang coba klik kanan pada MyComputer di
desktop Anda dan klik properties. Sewaktu kita baru menginstall OS akan
terlihat logo windows pada bagian atas dan bagian bawah kosong (kalo diinstall
toko biasanya dah dikasih logo ttt). Kita akan memberikan logo disitu.

Buka notepad dan tuliskan script berikut:

===== sof =====

[General]

Manufacturer= Yogyafree OK {bebas}
Model=rossee.100webspace.net {bebas}

[Support Information]

Line1= Kunjungi kami di http://www.yogyafree.com/ {bebas}
Line2= dan seterusnya… {bebas}
Line3= … {bebas)

===== eof =====

Simpan dengan nama file OEMINFO.ini. Setelah itu cari gambar *.bmp
dan beri nama OEMLOGO.bmp, jika sudah… letakkan kedua file tersebut di
C:\WINDOWS\system atau system32 (lebih baik system aza, biar kalo mo ganti
logo lagi mudah cari filenya).
Cuman gitu aza kok…



Klik Support Information :


rose_see @ http://rossee.100webspace.net

Read More......

Mengatur Sistem Komputer Tanpa Melalui Registry

Cara ini dipake buat ngegantiin fungsi registry. Misalnya aja registrynya didisable atau andaikan bisa di buka registrynya, ga memperbolehkan untuk mengedit stringnya kecuali administrator. Nah kita ga bisa apa apa kan...Lha trus gimana?

Cara ini pernah gue pake waktu kompi di skul gue [ dalam jaringan LAN ] di
disable registrynya. Trus pas udah bisa kebuka, ga bisa di edit stringnya :p~

Woi, pke cerita segala loe!! :p Caranya yang pertama, buka explorer. Masuk ke
c:\windows\system32 Cari file yang namanya 'gpedit'. Klik aja 2 kali.

Di sebelah kiri ada tulisan Local Computer Policy, trus di situ ada pilihan
'Computer Configuration' dan 'User Configuration'. Nah dari situ kita bisa utak
atik aj.. :p

Misal [ yang pernah gue utak atik ]: Kita masuk Computer Configuration,
Administrative templates, Windows Components, Security Center, Turn on
Security Center. Trus klik 2 kali, pilih disable buat matiinnya.

Contoh laen:

Computer Configuration\Administrative templates\System\Group
Policy\Registry policy processing

User Configuration\Administrative templates\Windows Components\Terminal
Service\Client\Do not allow passwords to be saved

User Configuration\Administrative templates\Start Menu and
Taskbar\remove Logoff on the Start menu

User Configuration\Administrative templates\Desktop\Hide and disable
all items on the desktop
User Configuration\Administrative templates\Desktop, Active
Desktop\Disable all items

User Configuration\Administrative templates\Control Panel\Add or Remove
Programs\Remove Add or Remove Programs

User Configuration\Administrative templates\System\Crtl+Alt+Del
Options\Remove Task Manager

User Configuration\Administrative templates\System\Crtl+Alt+Del
Options\Remove Logoff

Segitu aja yah contoh contohnya. Yang lainnya bisa kembangin sendiri. Dengan
cara itu kita bisa ancurin tuh kompi. Hehehehe

Tapi itu semua cuma buat pembelajaran aja yah.. :)

By: bernad_satriani / bl4ck_94m81t
Nick on channel IRC : guitarist_SMUVEN
Website : http://www.bernadsatriani.co.nr
Channel : #javahacker@irc.dal.net [ sekalian promosi nech.. ]


Read More......

Tips Sederhana Hindari Keylogger

Gue paling ga suka sama program yang namanya keylogger. Coz gue nyaris ngalamin kena keylogger. Ok, langsung aja yah...

Cara ini sebenarnya sangat sederhana banget buat
menghindari sama yang namanya keylogger. Kita bisa menulis password
tanpa mengetik, jadi ga bisa kebaca sama keylogger.
Pertama buka explorer, masuk C:\windows\system32
Cari file dengan nama osk.exe
Buka aja...ato klik 2 kali [ sama aja yach..:p ]
Nah pke aja itu buat ketik password, supaya ga bisa kebaca sama
keylogger. Tapi emang ga bisa cepet sih nulis passwordnya... :)


By: bernad_satriani / bl4ck_94m81t
Nick on channel IRC : guitarist_SMUVEN
Website : http://www.bernadsatriani.co.nr
Channel : #javahacker@irc.dal.net [ sekalian promosi nech.. ]

Read More......

Cara Sederhana Proteksi File *.Exe Dari Virus Tanpa Anti Virus

Pemakaian anti virus belum tentu jaminan klo kompi bakal bebas virus, trojan,worm.. Ataupun klo make firewall atau anti virus RTS [ real time system ] juga ga bakal jamin bebas virus. Apalagi firewall dan anti virus RTS bakal bikin kompi lebih lambat. Cara ini gue pake buat ngelindungin file dengan extensi exe atau aplikasi.

Pertama pake search [ lewat start menu ] trus pilih 'all files and folders'. Ketik di
bagian 'All or part of the file name' : *.exe --->mencari file berextensi .exe Pada bagian Look ini, pilih my computer aja. Search aja langsung.Kalo udah blok semua file [ pke Ctrl + a ], trus klik kanan, pilih properties.

Pada attribut pilih 'read only'. Dengan memakai attrib read only, file file tersebut hanya bisa di liat/di buka aja. So virus ga bisa merusak atau merubah file file tersebut. kalo perlu tambahin aja attribut hidden.

Atau pake cara yang lebih gampang lewat command promt. Caranya buka command promt, masuk ke drive C. Misal saat membuka command promt, tampilan yang keluar biasanya C:\Documents and Settings\user

nah buat kembali ke drive C, ktik aja : 'c..' [ tanpa tanda petik ] sampai masuk ke C:\
Trus ketik: attrib +r *.exe
Untuk menambah attrib hidden, tambahin aja : +h

Gitu aja yah..Moga membantu.
By: bernad_satriani / bl4ck_94m81t
Nick on channel IRC : guitarist_SMUVEN
Website : http://www.bernadsatriani.co.nr
Channel : #javahacker@irc.dal.net [ sekalian promosi nech.. ]


Read More......

Mengenal Hexadecimal, Binary dan ASCII

Oke langsung aja mungkin kalian para hacker, cracker ato apalah namanya pernah melakukan ritual sniffing yaitu kegiatan memata-matai aktifitas jaringan dengan memakai software Ethereal, Cain, DS-sniff dan lain sebagainya. Ato kalian para cracker software yg menggunakan tool untuk mencrack serial-number ato utak-atik registry windows sering melihat bilangan-bilangan aneh terdiri dari angka dan huruf, kalian tentu bertanya bilangan apakah itu yg bagi para newbie tentu akan sukar untuk menalarnya apalagi mengartikannya hehe. Seperti tampilan berikut ini


63 61 70 73 6f 65 6c 20 62 75 6b 61 6e 20 74 61
62 6c 65 74 20 61 70 61 6c 61 67 69 20 70 69 6c
atau
0x77 0x6f 0x77 0x20 0x63 0x61 0x70 0x73 0x6f
0x65 0x6c 0x20 0x6b 0x65 0x72 0x65 0x6e

Otak kalian para newbie termasuk saya pasti berkerut untuk mengartikan bilangan tersebut, yg mungkin malah menganggap bilangan tersebut tidak berarti sama sekali. Tapi jangan salah itulah yg namanya bilangan Hexadecimal. Penulis akan menjelaskan apa itu “hexadecimal”. Hexadecimal merupakan gabungan dari kata “hex” dan “decimal”,kata decimal dari kata “dec” yg artinya “10”.maksudnya bahwa terdapat 10 digit penomeran dari cara ini (Dec) yaitu: 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.

selanjutnya adalah (Hex) yg berarti “6” yg terdiri atas a b c d e f, dan bila digabungkan keduanya menjadi 16 yg berarti terdapat enam belas digit dalam system penomeran pada hexadecimal, yaitu: 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 a b c d e f.

Kita semua tau bahwa data yg dikirimkan dalam proses input-output computer diolah dalam bentuk bit atau “binary digit” yaitu berupa angka 0 dan 1 yg artinya true atau false (on dan off), didalam hexadecimal byte dipecah menjadi 2 bagian dimana untuk satu bytenya sama dengan 8 bit. Format byte merupakan format yg terdiri dari digit 0 atau 1 yg berjumlah delapan bit seperti berikut:

00101010 00001011 10101111 10011001
10101101 10101011 01001001 00110101

bisa kita lihat bilangan yg sungguh-sungguh sukar untuk diartikan :) apalagi bila jumlahnya ratusan atau ribuan digit bisa meledak tuh otak kekeke. Oleh karena itu dibuatlah hexadecimal yg memecah byte menjadi 4 satuan bit, yg berarti kita akan memiliki 16 kombinasi (256=16*16). Dengan demikian 1 blok byte yg terdiri dari 8 digit bit dibagi menjadi 2 digit hexadecimal. Yang digambarkan antara lain sebagai berikut:

0001=1 
0010=2 0011=3 0100=4 0101=5 0110=6 0111=7 1000=8 1001=9
1010=a 1011=b 1100=c 1101=d 1110=e 1111=f

Jadi bila anda menjumpai digit hexadecimal “A” pola bitnya adalah “1010”. Hexadecimal biasanya ditulis dalam bentuk yg special untuk membedakannya dari bilangan biasa / decimal. Bilangan hexadecimal biasanya ditulis dalam format “0x12”, atau “$12” atau juga “x12” jadi bila anda melihat bilangan seperti ini dalam registry windows atau dimanalah gak mumet lagi sekarang.:)

Dalam tampilan Hex Dump / Hex Editor biasanya mempunyai tiga kolom, hexadecimal terletak ditengah-tengah, yang kiri merupakan offset digit decimal dan kanan dari hexadecimal merupakan ASCII equivalent yg merupakan terjemahan dari hexadecimal agar kita bisa mengartikannya dan tak perlu repot-repot menterjemahkannya.

OK sampe disini dulu dah sepet nih mbuat tabel khusus buat loe semua pecinta Underground.
Salam: Capsoel OK
Mailto : kapsule_ok(@)yahoo.co.id
pustaka: http://www.yogyafree.net/magazine.htm

Read More......

Memanfaatkan Kelalain Admin Pada Windows XP

Sebelumnya saya minta maaf jika artikel ini sudah usang,jika anda sudah
tahu tentang artikel ini maka buang ketong Sampah he..he..

Saya melakukan eksploitase terhadap xWin.dimana sebagai user dilab selalu
dibatasi(di beri limited [batasan]).ehh jadi cerita nih...
langsung aja yaaa dari pada banyak cincong

1.buka my computer


2. kemudian klik kontrol panel


3.klik computer management
4.Lalu cari local User and Groups
5.klik kanan properties, kita lihat ada chek point yang lupa di isi oleh Admin





6.kita coba exploit -kita klik set Password -lah..kok muncul bahasa seng
ga’k jelas,trus kita klik aja proses -lah kita bias mengati password admin
dehhhh…..tinggal proses Ok







prosedur ini tidak ampuh jika user cannot change pass udah di centang
Trims to: OyotCakep,Mrcoooolz,x-code,ringgo,echo, jasakom,all community
& teman seprjuangan
Kritik & Saran:achjun[at]gmail.com
pustaka :http://www.yogyafree.net/magazine.htm

Read More......

Cara Menghitung Byte Ke Bit atau Sebaliknya

Perhitungan dengan mengkonversikan dari byte ke bit maupun sebaliknya tidak jarang terjadi dalam perhitungan suatu kapasitas, misalnya dalam perhitungan lebar pita untuk mentransmisikan data dari suatu alat ke alat lainnya. Berikut uraian singkat untuk konversi hal tersebut.

Jika satuan yang anda gunakan adalah byte, maka nilai yang ada pada byte harus dikali dengan delapan, seperti kita ketahui, 1 byte adalah 8 bit. Begitu juga untuk mengkonversikan dari byte ke bit, dimana 1 bit adalah 1/8 bit. Misalnya berapa byte kah nilai desimal dari 1 kilo bit? Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:

* 1 byte = 8 bit
* 1 kilo bit = 1024 bit
* Sehingga 1 kilo byte = 1024 x 8 bit = 8192 bit
Begitu juga dengan pertanyaan berikut, berapa bit kah 1 kilo byte? Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:

* 1 byte=8 bit atau 1 bit=1/8 byte
* 1 kilo byte = 1024 / 8 bit = 128 bit
___________
jack Febrian -- Dosen dan Praktisi Teknologi Informasi di Bandung. Telah menulis beberapa buku, diantaranya Menggunakan Internet, Kamus Komputer dan Teknologi Informasi, Menjelajah Dunia dengan Google, Tentang Pendidikan Tinggi di Indonesia, dll..

Read More......

Thursday 29 January 2009

Legenda Tanah Toraja

To Lembang

Sebagai suku yang tertua nenek moyang suku-suku di Sulawesi bagian Selatan dan Tengah dapat dimulai dari sebuah Legenda To Lembang artinya orang perahu. Ribuan tahun yang lalu datanglah sekelompok manusia dalam beberapa perahu dan mendarat di sebuah pantai bernama Bungin sekarang di daerah Kab. Pinrang. Setelah mendarat mereka berupaya mencari tempat ketinggian dan akhirnya sampai ke suatu tempat bernama Rura di kaki Gunung Bamba Puang sekarang termasuk Kec. Alla Kab. Enrekang.

Di tempat tersebut mereka membangun permukiman namun polanya mengikuti bentuk dan struktur yang diwarisi semasih berada di atas perahu. Sehingga terbentuk komunitas-komunitas yang warganya berdasarkan para penghuni di masing-masing perahu. Inilah komunitas pertama yang dinamakan To Lembang (orang perahu). Pembagian kerja serta tanggung jawab diatur mengikuti semasih mereka berada berada di perahu seperti To Bendan Paloloan (Jurangan), To Massuka (Juru Masak), Bunga Lalan (Juru Batu) dan Takinan Labo (Pasukan). Oleh karena itu bentuk rumah Toraja menyerupai perahu dan selamanya menghadap dari selatan ke utara.

Visi To Lembang dan Aluksanda Pitunna

Ada 2 (dua) prinsip dasar yang mengatur tata kehidupan To Lembang yaitu :
1. Hubungan antar manusia yang dinamakan Penggarontosan
2. Hubungan manusia dengan sumberdaya alam yaitu Aluk Sanda Pitunna atau Tallu Lolona.

a. Visi Hubungan Penggarontosan yaitu :
1. Misa ada dipotuo pantan kada dipomate (bersatu kita teguh bercerai kita mati)
2. Sipakaele, disirapai (saling menghargai dan musyawarah)
3. Hidup bagaikan ikan masapi (hidup bersama bagaikan ikan dan air yang saling membutuhkan).

b. Visi Tallu Lolona Aluksanda
Konon To Lembang dari daerah asalnya dibekali aturan yang dinamakan Aluksanda Pitunna, aturan yang mengatur hubungan manusia dengan sumberdaya alamnya serta manusia dengan dalam komunitas (Sang Lembang). Filosofi Aluk Sanda Pitunna adalah “Tallu Lolona,” artinya bahwa di atas bumi persada terdapat 3 (tiga) unsur kehidupan yang tumbuh dan berkembang biak, saling hidup-menghidupi yaitu :
1. Lolo Tau (manusia)
2. Lolo Patuoan (hewan) dan;
3. Lolo Tananan (tumbuhan)

Ketiga unsur ini saling berkaitan yang diatur melalui Aluk Sanda Pitunna.
Pustaka :http://lagaligo.net

Read More......

Budaya Tanah Toraja

Parenge Petulak

Wilayah terdiri dari 6 (enam) Koropi dengan enam Lembagaan Adat yaitu Tongkonan dengan pemangku Adat dinamakan To Parenge. Keenam Karopi tersebut adalah :

1. Karopi Kawasik dengan Tongkonan Langkanae dipimpin oleh To Parenge Kawasik.
2. Karopi Rante dengan Tongkonan Tondok Puang di pimpin oleh To Parenge Rante.
3. Karopi Basokan dengan Tongkonan Belolangi di pimpin oleh To Parenge Basokan
4. Karopi Nanna dengan Tongkonan Buntu dipimpin oleh To Parenge Nanna
5. Karopi Alo dengan Tongkonan Dalonga dipimpin To Parenge Alo dan;
6. Karopi Barana dengan Tongkonan Sendana dipimpin oleh To Parenge Barana.

Keenam To Parenge tersebut di atas dinamakan Parenge Petulak (penopang atau pilar).

Mengatur serta mengayomi aturan adat atau kesepakatan hasil Kombongan dalam lingkup Karopi masing-masing.
Menyelesaikan perselisihan antar anggota masyarakat dalam lingkup Karopi masing-masing
Memimpin dan mengatur serta bertanggung jawab atas pelaksanaan upacara adat dalam Karopi masing-masing
Memimpin pelaksanaan kerja gotong-royong (siarak) dalam penanggulangan bencana, pembuatan pondok upacara dan gotong-royong lainnya.
Menjadi pengayom masyarakat (untarek lindopio)

Mekanisme Pengangkatan To Parenge

Diseleksi oleh warga berdasarkan garis keturunan dan pengabdian serta penguasaan adat istiadat. Diajukan dalam kombongan karopi yang harus dihadiri oleh masyarakat. Baru dapat diresmikan.
Hubungan lembaga tongkonan parenge dengan masyarakat
pustaka : http://lagaligo.net

Read More......

Rumah Adat Toraja

Konon bentuk Tongkonan menyerupai perahu Kerajaan Cina jaman dahulu.
Terik sinar matahari terasa semakin menyengat mata pada saat dipantulkan oleh papan berwarna merah yang menopang sebuah bangunan dengan bentuknya bak perahu kerajaan cina, guratan pisau rajut merajut di atas papan benwarna merah membentuk ukiran sebagai pertanda status sosial pemilik bangunan, ditambah lagi oleh deretan tanduk kerbau yang terpasang/digantung di depan rumah, semakin menambah keunikan bangunan yang terbuat dari kayu tersebut. Bentuk bangunan unik yang dapat dijumpai dihampir setiap pekarangan rumah masyarakat Toraja ini, lebih dikenal dengan sebutan nama Tongkonan.

Konon kata Tongkonan berasal dari istilah “tongkon” yang berarti duduk, dahulu rumah ini merupakan pusat pemerintahan, kekuasaan adat dan perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat Tana Toraja. Rumah ini tidak bisa dimiliki oleh perseorangan, melainkan dimiliki secara turun-temurun oleh keluarga atau marga suku Tana Toraja. Dengan sifatnya yang demikian, tongkonan mempunyai beberapa fungsi, antara lain: pusat budaya, pusat pembinaan keluarga, pembinaan peraturan keluarga dan kegotongroyongan, pusat dinamisator, motivator dan stabilisator sosial.

Oleh karena Tongkonan mempunyai kewajiban sosial dan budaya yang juga
bertingkat-tingkat dimasyarakat, maka dikenal beberapa jenis tongkonan,
antara lain yaitu Tongkonan Layuk atau Tongkonan Pesio’ Aluk, yaitu Tongkonan tempat menciptakan dan menyusun aturan-aturan sosial keagamaan.

Tongkonan Pekaindoran atau Pekamberan atau Tongkonan kaparengngesan
yaitu Tongkonan yang satu ini berfungsi sebagai tempat pengurus atau pengatur pemerintahan adat, berdasarkan aturan dari Tongkonan Pesio’ Aluk.

Tongkonan Batu A’riri yang berfungsi sebagai tongkonan penunjang.
Tongkonan ini yang mengatur dan berperan dalam membina persatuan keluarga serta membina warisan tongkonan. Tongkonan merupakan peninggalan yang harus dan selalu dilestarikan, hampir seluruh Tongkonan di Tana Toraja sangat menarik untuk dikunjungi sehingga bisa mengetahui sejauh mana adat istiadat masyarakat Toraja, serta banyak sudah Tongkonan yang menjadi objek wisata.

Tongkonan Marimbunna

Tongkonan tersebut terletak dikelurahan Tikala, sekitar 6 Km arah utara Rantepao. Marimbunna, merupakan nama dari orang pertama yang datang di daerah ini. Mempunyai daya tarik berupa peninggalan-peninggalan Marimbunna, yaitu: rumah sekaligus tempat mandi yang letaknya berada di atas karang, liang batu yang proses pembuatannya dipahat dengan menggunakan kayu serta ada juga kuburan Marimbunna yang diukir berbentuk perahu dan kerbau berdiri. Di sini kita juga dapat menjumpai jasad Marinbunna, yang tinggal tulangnya saja namun rambutnya tetap menempel di dahinya.

Benteng Batu

Benteng Batu adalah nama perkampungan asli orang Baruppu. Perkampungan ini terletak di Kecamatan Rindingallo, dengan jarak kurang lebih 50 Km arah utara Rantepao, didaerah ini seluruh wilayahnya dikelilingi oleh tebing. Sehingga otomatis keberadaannya terisolir dari dunia luar, untuk dapat masuk ke daerah tersebut hanya bisa melewati satu jalan yakni sebuah lorong batu yang memiliki daya tarik tersendiri. Tebing-tebing yang mengeliligi daerah ini masing-masing diberi nama, antara lain: Tebing batu, Kavu Angin dan Benteng Saji. Selain pemah dipakai untuk benteng pertahanan melawan Belanda, di tebing-tebing tersebut, terdapat kuburan dalam bentuk liang pahat maupun gua alam yang ada jasadnya. Pada setiap tahunnya, diadakan prosesi ritual penggantian pakaian jenazah yang disebut dengan to’ma’ nene.

Tongkonan Bate-Banbalu

Tongkonan Bate-Bambalu terletak di Kecamatan Sa’dan Balusu, dengan jarak tempuh sekitar 2,5 Km arah timur Palopo. Didirikan sekitar abad X Masehi dan merupakan tongkonan tertua di daerah tersebut. Didirikan oleh seorang yang bernama Tanditonda, yang merupakan nenek moyang penduduk disana. Mitos yang ada menyebutkan bahwa Tanditonda adalah orang yang kaya akan kerbau dan gemar minum susu kerbau, hingga suatu saat susu-susu kerbaunya hilang dicuri orang, yang ternyata kelak si pencuri itu menjadi istrinya. Sebelum menikah dengan perempuan yang bernama Manurun Di Batara tersebut, mereka
membuat kesepakatan bahwa Tangditonda tidak boleh memukul istrinya. Namun suatu saat janji itu dilanggarnya, istrinya yang sebenarnya dewa itu akhirnya meninggalkannya menuju langit, jalan lewat pelangi, dengan meninggalkan rumah tongkonannya, dan juga tenun yang belum selesai.

Tongkonan Siguntu’

Tongkonan Siguntu’ terletak di Dusun Kadundung, Desa Nonongan Kecamatan
Sanggalangi’. Dengan jarak sekitar 5 Km dari kota Rantepao, tongkonan yang unik ini dibangun oleh Pongtanditulaan. Keberadaannya yang di atas sebuah bukit menyajikan pemandangan alam yang indah mempesona, dengan dikelilingi hamparan sawah pada bagian timur serta tebing-tebing bukit Buntu Tabang, dengan keberadaan seperti ini membuat tongkonan nampak megah serasi bersatu dengan alam disekitarnya.

Tongkonan Lingkasaile-Beloraya

Tongkonan Lingkasaile adalah tongkonan yang pertama kali di daerah ini. Dibangun di kawasan Desa Balusu, 14 Km dari Rantepao, pendirinya bernama Takke Buku, keturunan Polo Padang dan Puang Gading. Tongkonan yang sudah ditumbuhi tanaman paku diatapnya ini, masih menyimpan perabot rumah tangga tempo dulu. Selain itu, tongkonan ini punya daya pikat khusus, yaitu di percaya, bila kita lewat pasti ingin menolehnya kembali. Oieh karena itulah tongkonan ini disebut dengan Lingkasaile-Beloraya, lingka sendiri berarti langkah, sedangkan Beloraya berarti menoleh kembali. Takke Buku memiliki/menyandang gelar Puang Takke Buku, beliau hidup kurang lebih pada abad ke-10. Selain Tongkonan Lengkasaile yang dibangun, ia juga membuat kuburan Bagi keluarganya yang disebut Liang Sanda Madao dan Rante Tendan yang digunakan tempat upacara pemakaman.

Tongkonan Rantewai

Tongkonan Rantewai atau Tongkonan Ranteuai, ini dibangun oleh sepasang suami istri bernama To welai Langi’na dan Tasik Rante Manurun. Didirikan sekitar abad XVII, Tongkonan ini memiliki simbol kepemimpinan, yakni tergambar pada patung kayu yang berbentuk “kepala naga” sebanyak delapan
buah. Pada tahun 1917, Seluruhpeninggalan mengenai bukti perjuangan dalam mempertahankan tanah air bisa kita dapatkan di rumah adat Tongkonan Kollo-kollo ini.

Tongkonan Penanian

Suatu nama yang manis, oleh karena “Penanian” dalam bahasa Toraja, berarti sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang, untuk dibaca dan dinyanyikan. Tongkonan ini terletak sekitar 14 Km arah timur kota Rantepao. Tongkonan Penanian mempunyai daya tarik keindahan tersendiri. Dengan menyajikan pemandangan serta tata letak deretan lumbung padi atau Alangsura’ yang berjajar rapi dan antik. Lumbung-lumbung padi ini dibangun oleh Kepala Distrik Nanggala bernama Siambe Salurapa’ yang juga sebelumnya sebagai pemangku adat dalam daerah Nanggala dan sekitarnya.

Tongkonan Layuk Pattan

Tongkonan layuk pattan, terletak di desa ulusalu, sekitar 18 Km dari kota Makale. Di bawah kepemimpinan Ma’dika, pemimpin tertinggi desa ini, para generasi maupun leluhur desa senantiasa melaksanakan upacara adat rambu tuka’ atau ma’bua’ ditongkonan tersebut. Selain itu, tongkonan Layuk Pattan juga berfungsi sebagai tempat musyawarah aluk atau adat, yang lebih dikenal dengan istilah tondok panglisan aluk, tempat pemerintahan juga sebagai tempat pengadilan adat. Tongkonan Layuk Pattan didirikan oleh Kala’ pada kira-kira abad XIV, beragam peninggalan sejarah yang dapat disaksikan disini. Selain Tau-tau berjumlah 130 buah, tempat upacara adat Rante, monumen batu menhir, juga barang pusaka lainnya seperti mawa’, keris dan tombak. Desa ini juga dilengkapi dengan sebuah Benteng yang kokoh, belum pernah terkalahkan oleh musuh pada jaman dulu kala yaitu Benteng Boronan.

Perumahan Adat Palawa’

Dahuiu kala ada seorang lelaki dari Gunung Sesean bernama “Tomadao” berpetualang. Dalam petualangannya ia bertemu dengan seorang gadis dari gunung Tibembeng bernama “Tallo’ Mangka Kalena”. Mereka kemudian menikah dan bermukim disebelah timur “desa Palawa” dan sekarang ini bernama Kulambu. Dari perkawinan ini lahir seorang anak laki-laki bernama Datu Muane’ yang kemudian menikahi seorang wanita bernama Lai Rangri’. Kemudian mereka beranak pinak dan mendirikan sebuah kampung yang sekaligus berfungsi sebagai Benteng Pertahanan. Ada sebuah tradisi disaat peperangan terjadi antar kampung/musuh, jika ada lawan yang menyerang dan bisa dikalahkan atau dibunuh, maka darahnya diminum dan dagingnya dicincang, tradisi ini disebut Pa’lawak. Pada pertengahan abad XI, berdasarkan musyawarah adat disepakati, mengganti nama Pa’ lawak menjadi Palawa’, sebagai suatu kompleks perumahan adat. Dan bukan lagi daging manusia yang dimakan, tetapi diganti dengan ayam dan disebut Palawa’ manuk. Keturunan Datu Muane secara berturut-turut membangun tongkonan di Palawa’. Sekarang ini terdapat 11 buah tongkonan (rumah adat) yang urutannya sebagai berikut (dihitung mulai dari arah sebelah barat):

Tongkonan Salassa’ dibangun oleh Salassa’;
Tongkonan Buntu dibangun oleh Ne’Tatan
Tongkonan Ne’Niro dibangun olek Patangke dan Sampe Bungin
Tongkonan Ne’Dane dibangun oleh Ne’Matasik
Tongkonan Ne’Sapea dibangun oleh Ne’Sapeah
Tongkonan Katile dibangun oleh Ne’Pipe
Tongkonan Ne’Malle dibangun oleh Ne’Malle
Tongkonan Sasana Budaya dibangun oleh Ne’Malle
Tongkonan Bamba II dibangun oleh Patampang
Tongkonan Ne’Babu dibangun oleh Ne’Babu’
Tongkonan Bamba I dibangun oleh Ne’Ta’pare.
Tongkonan Palawa’ juga memiliki Rante yang disebut Rante Pa’padanunan dan Liang Tua (Kuburan Batu) di Tiro Allo dan Kamandi, selain tongkonan juga dibangun lumbung atau alang sura’ tempat menyimpan padi.

Tongkonan Unnoni

Unnoni artinya, “Berbunyi dan bergabung keseluruh penjuru”. Nama ini membawa nama harum bagi keturunan leluhur dari Tongkonan Unnoni, sebab beberapa turunan dari tongkonan ini menjadi Kepala Distrik yang sekaligus dilantik sebagai puang (golongan bangsawan tertinggi), di wilayah Sa’dan Balisu desa paling utara Tana Toraja. Puang, sekaligus sebagai to Parengnge’ yakni sebagai pemimpin adat dan pemimpin rakyat. Turunan yang berasal dari tongkonan Unnoni antara lain ne’ Tongongan, Puang ne’Menteng, Puang Bulo’, Puang Pong Sitemme’, Puang Ponglabba, Puang Ne’ Matandung dan terakhir Puang Duma’Bulo’ . Tongkonan Unnoni melahirkan atau erat hubunganya dengan Tongkonan Belo’ Sa’dan,Tongkonan Rea, Tongkonan Buntu Lobo’ dan Tongkonan Pambalan. Generasi Tongkonan Unnoni merupakan generas i
yang pandai menenun . Istri para pemimpin dari masing-masing Tongkonan inilah yang memiliki ketrampilan menenun secara tradisional (tenun ukir). Cara menenun ini, oleh istri pemimpin diajarkan pada rakyatnya, hingga sekarang dan dapat dilestarikan. Proses menenun Tenun Paruki’ inilah, yang dipertontonkan di Tongkonan Unnoni, mulai dari cara merendam benang sampai bisa jadi selembar kain tenun yang terukir cantik dan indah, dalam ukiran motif Toraja melalui sembilan tahapan.

Tongkonan Layukna Galuga Dua dan Pertenunan Asli Sangkombang.

Tongkonan Layukna Galuga Dua merupakan salah satu tongkonan yang dijadikan pengadilan, selain digunakan untuk pengadilan terhadap pelanggaran adat yang menjadi tanggung jawab To’Perengnge, juga merupakan pusat musyawarah para pemimpin keluarga dari Tongkonan Galuga dua untuk menentukan suatu rencana. Terletak sekitar 12 Km, arah utara dari Rantepao, Tongkonan Layukna Puang Galuga Dua; ini dibangun pada tahun 1189 oleh kedua putra Galuga. Dari kedua putranya ini, masing-masing membangun Tongkonan yaitu Tongkonan Papabannu’ dari putra pertama dan Banau Sura’ dari putra keduanya. Tongkonan Layukna Galuga selain tongkonan keluarga Galuga Dua juga merupakan pusat pertenunan dengan bebagai motif sesuai dengan kebutuhan adat dan ciri khas budaya Toraja. Macam-macam motif tenunan adalah: Tenunan Pamiring khusus untuk sarung perempuan,Tenunan Sappa khusus untuk celana laki-laki, Tenunan Paramba’ khusus untuk selimut, Tenunan Paruki’ khusus taplak meja dan dekorasi atau hiasan dinding, tenunan Lando khusus tombi untuk pesta untuk pesta rambu solo’ atau sapu randanan.

To’Barana Sa’Dan dan Pertenunan Asli Toraja

Sa’dan artinya air atau batang air, To’Barana artinya tempat beringin atau pohon beringin, To’ Barana merupakan tempat pengampunan masyarakat Sa’dan dahulu kala apabila masyarakat menghadapi sesuatu kesulitan. Lokasi To’Barana pada mulanya dibentuk oleh nenek moyang keluarga To Barana yang bernama Langi’ para’pak. Pada lokasi ini dijadikan perkampungan tongkonan to’. Kemudian, tongkonan ini mengalami renovasi/dibaharui oleh leluhur To’Barana’ bernama Puang Pong Labba. Kira- kira dua abad yang lalu dan kemudian mengalami renovasi lagi oleh keluarga Puang Pong Padati pada tahun 1959.
Lokasi dan rumah tongkonan yang diwariskan secara turun temurun kepada generasinya ini selain sebagi tongkonan juga sebagi pusat pertenunan asli Toraja. Para wanita di sini memiliki ketrampilan pandai menenun, karena sejak kecil telah diajarkan oleh orang tuanya. Bahan baku dari bahan tenunan asli di Sa’dan adalah benang kapas yang dipintal kemudian ditenun, seiring dengan perkembangan jaman saat ini tenun sa’dan sudah mulai menciptakan bemacam-macam motif tenun.

Perumahan asli BALIK SALUALLO SANGNGALLA’, Balik Saluallo, objek yang juga tidak ketinggalan memiliki beberapa keunggulan atau keunikan tersendiri. Buburan sebagai tempat persembahan masyarakat Toraja yang masih memeluk agama Aluk Todolo (Ancester believe) dilokasi ini untuk memohon hujan pada saat musim kemarau dengan melakukan persembahan pemotongan hewan.

Pata’ Padang; sebagai tempat awal bermusyawarah dan bermufakat bagi leluhur Toraja (pemimpin-pemimpin) dari seluruh pelosok di daerah Tondok Lelongan Bulan Tana Matarik Allo (Tana Toraja) untuk memutuskan/ menyatakan strategy melawan serangan dari luar daerah antara lain dari Bone.

Pemimpinnya adalah seorang yang pintar, bijaksana, gagah berani, yang bernama “Tumbang Datu” sekilas pintas otobiografi dari “Tumbang Datu”, salah satu generasi dari Tongkonan balik yang memiliki daya pikat tersendiri sebagai berikut: Tumbang Datu sebagai koordinator dalam sejarah Topadatindo yang pernah mengatur strategy untuk melawan musuh yang dating dari Bone. Dan Tumbang Datu selalu berhasil mengalahkan lawannya. Temyata Tumbang Datu adalah salah seorang leluhur dari Tongkonan Balik yang memiliki kharisma tersendiri. Kepandaiannya dapat dibuktikan mengalahkan Datu Luwu beberapa kali dalam kompetisi-kompetisi keterampilan seperti: mempertandingkan ayam. Ayam siapa yang paling banyak berbunyi. Datu Luwu menyiapkan ayam jantan besar, yang hanya sekali-sekali berbunyi. Sedang Tumbang Datu menyiapkan anak-anak ayam yang baru dipisahkan dari induknya. Ternyata ayam dari Tumbang Datu lebih banyak berbunyi dan malah berbunyi terus menerus sangat ramai. Jadi Datu Luwu’ merasa kalah. Dan banyak lagi, cerita yang unik yang bisa anda dengar dan terima dari objek wisata Tongkonan Balik Saluallo, yang bemilai kejujuran dan keadilan.http://lagaligo.net/

Read More......

Wednesday 21 January 2009

SEJARAH ALUK TANAH TORAJA

Konon manusia yang turun ke bumi, telah dibekali dengan aturan keagamaan yang disebut aluk. Aluk merupakan aturan keagamaan yang menjadi sumber dari budaya dan pandangan hidup leluhur suku Toraja yang mengandung nilai-nilai religius yang mengarahkan pola-pola tingkah laku hidup dan ritual suku Toraja untuk mengabdi kepada Puang Matua.


Cerita tentang perkembangan dan penyebaran Aluk terjadi dalam lima tahap, yakni: Tipamulanna Aluk ditampa dao langi' yakni permulaan penciptaan Aluk diatas langit, Mendemme' di kapadanganna yakni Aluk diturunkan kebumi oleh Puang Buru Langi' dirura. Kedua tahapan ini lebih merupakan mitos. Dalam penelitian pada hakekatnya aluk merupakan budaya/aturan hidup yang dibawa kaum imigran dari dataran Indo Cina pada sekitar 3000 tahun sampai 500 tahun sebelum masehi.

Beberapa Tokoh penting daiam penyebaran aluk, antara lain: Tomanurun Tambora Langi' adalah pembawa aluk Sabda Saratu' yang mengikat penganutnya dalam daerah terbatas yakni wilayah Tallu Lembangna. Selain daripada itu terdapat Aluk Sanda Pitunna disebarluaskan oleh tiga tokoh, yaitu : Pongkapadang bersama Burake Tattiu' menuju bagian barat Tana Toraja yakni ke Bonggakaradeng, sebagian Saluputti, Simbuang sampai pada Pitu Ulunna Salu Karua Ba'bana Minanga, derngan membawa pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja "To Unnirui' suke pa'pa, to ungkandei kandian saratu yakni pranata sosial yang tidak mengenal strata. Kemudian Pasontik bersama Burake Tambolang menuju ke daerah-daerah sebelahtimur Tana Toraja, yaitu daerah Pitung Pananaian, Rantebua, Tangdu, Ranteballa, Ta'bi, Tabang, Maindo sampai ke Luwu Selatan dan Utara dengan membawa pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja : "To Unnirui' suku dibonga, To unkandei kandean pindan", yaitu pranata sosial yang menyusun tata kehidupan masyarakat dalam tiga strata sosial. Tangdilino bersama Burake Tangngana ke daerah bagian tengah Tana Toraja dengan membawa pranata sosial "To unniru'i suke dibonga, To ungkandei kandean pindan", Tangdilino diketahui menikah dua kali, yaitu dengan Buen Manik, perkawinan ini membuahkan delapan anak. Perkawinan Tangdilino dengan Salle Bi'ti dari Makale membuahkan seorang anak. Kesembilan anak Tangdilino tersebar keberbagai daerah, yaitu Pabane menuju Kesu', Parange menuju Buntao', Pasontik ke Pantilang, Pote'Malla ke Rongkong (Luwu), Bobolangi menuju Pitu Ulunna Salu Karua Ba'bana Minanga, Bue ke daerah Duri, Bangkudu Ma'dandan ke Bala (Mangkendek), Sirrang ke Dangle.
Itulah yang membuat seluruh Tondok Lepongan Bulan Tana Matari' Allo diikat oleh salah satu aturan yang dikenal dengan nama Tondok Lepongan Bulan Tana Matari' Allo arti harfiahnya adalah "Negri yang bulat seperti bulan dan Matahari". Nama ini mempunyai latar belakang yang bermakna, persekutuan negeri sebagai satu kesatuan yang bulat dari berbagai daerah adat. Ini dikarenakan Tana Toraja tidak pernah diperintah oleh seorang penguasa tunggal, tetapi wilayah daerahnya terdiri dari kelompok adat yang diperintah oleh masing-masing pemangku adat dan ada sekitar 32 pemangku adat di Toraja.
pustaka :dari berbagai sumber

Read More......

ASAL MASYARAKAT TANA TORAJA

Konon, leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana, mitos yang tetap melegenda turun temurun hingga kini secara lisan dikalangan masyarakat Toraja ini menceritakan bahwa nenek moyang masyarakat Toraja yang pertama menggunakan "tangga dari langit" untuk turun dari nirwana, yang kemudian berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang Maha Kuasa).
pustaka :dari berbagai sumber

Read More......

Kearifan Lokal Tana Toraja

SEJUMLAH bocah laki-laki berkostum bahan tenun bergaris-garis merah menggerak-gerakkan sepotong bambu di tangan kanan mereka. Sembari bergerak lincah, mereka mengarahkan rombongan tamu ke panggung utama yang berada di tengah lapangan pasar seni Rantepao, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

SUARA tetabuhan yang membahana, tarian yang lincah memeriahkan pembukaan "Toraja Fiesta" yang berlangsung pada tanggal 28-29 Desember 2004. Upacara menyambut tamu, yakni rombongan Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, adalah salah satu bagian dari upacara Rambu Tuka’, upacara kegembiraan yang dimiliki masyarakat Tana Toraja.

Pesta Toraja tersebut digelar berkaitan dengan telah masuknya Tana Toraja dalam daftar sementara warisan budaya dunia (inscription world heritage list) C1038 Unesco. Usulan pertama tahun 2000 baru sebatas satu situs, perkampungan Kete Kesu di Kecamatan Sanggalangi. Namun, dalam kunjungan tim Unesco ke Tana Toraja tahun 2002 direkomendasikan agar nominasi Tana Toraja dikembangkan menjadi Serial Nomination, yakni usulan yang terdiri dari beberapa situs dalam satu kawasan.

Atas dasar kesepakatan bersama, maka diputuskan penambahan delapan situs baru, selain situs Kete Kesu, yaitu Pallawa, Bori Parinding, Kandeapi, Rante Karrasik, Buntupune, Pala Tokke, Londa, dan Lemo. Karena nominasi itulah, masyarakat Tana Toraja patut berbangga dan merayakannya dengan upacara Rambu Tuka’.

SUKU Toraja sebelum datangnya agama Kristen dan Islam telah menganut agama nenek moyangnya yang disebut Aluk Todolo, yang diyakini sama tuanya dengan nenek moyang manusia pertama yang disebut Datu La Ukku. Keturunan Datu La Ukku inilah yang pertama kali diutus ke bumi. Salah satu keturunannya yang bernama Pong Mula Tau yang turun dari langit (To Manurun Di Langi’) membawa ajaran untuk mengadakan pemujaan/ persembahan kepada Puang Matua (Tuhan).

E Bernard M dari Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Tana Toraja menjelaskan, Aluk Todolo inilah yang mendasari sendi-sendi kehidupan masyarakat Toraja, termasuk adat istiadatnya. Sekalipun ada pengaruh Kristen dan Islam, Aluk Todolo percaya kepada tiga kekuatan yang wajib disembah, yaitu Puang Matua (Tuhan), unsur kekuatan tertinggi sebagai pencipta bumi, langit, dan segala isinya; Deata-deata (penguasa dan pemelihara bumi); serta To Membali Puang (arwah para leluhur yang telah menjelma menjadi dewa).

Ketiga unsur tersebut merupakan kekuatan gaib yang dipercayai oleh manusia. Suku Toraja pun memberikan persembahan sesajian dan kurban- kurban yang terdiri dari kerbau, babi, ayam, dan sejenisnya, dan dilakukan secara terpisah dalam waktu yang berbeda dengan cara yang berbeda pula: Puang Matua yang bersemayam di langit dipuja dan disembah dengan upacara di depan rumah Tongkonan, Deata disembah di sebelah timur rumah, To Membali Puang di sebelah barat rumah atau di liang kubur di mana jenazahnya dikubur.

Ajaran dari warisan nenek moyang orang Toraja inilah yang membentuk pola tingkah laku orang Toraja sebagai sumber keseluruhan unsur kebudayaan yang tampak dalam fenomena sosial sampai sekarang.

Anggapan tentang alam raya dikenal adanya klasifikasi timur-barat dan utara-selatan. Timur adalah matallo, yakni tempat terbitnya matahari yang dianggap sebagai kualitas mewakili kebahagiaan, terang, kesukaan, dan sumber kehidupan. Barat (matampu’), tempat terbenamnya matahari mewakili unsur gelap, kedukaan. Klasifikasi timur-barat membawa konsekuensi dalam kehidupan yang menyangkut tata pelaksanaan upacara.

Kehidupan masyarakat Toraja tak lepas dari upacara. Setiap fase kehidupan selalu dibarengi dengan upacara. Sama halnya dalam hidup ini tidak luput dari masalah suka-duka, terang dan gelap. Dalam sistem upacaranya dikenal dengan nama Rambu Tuka’ (upacara kegembiraan) dan Rambu Solo’ (upacara kedukaan). Waktu pelaksanaan, tempat, dan pejabat yang bertugas dalam dua perangkat upacara sudah terbagi secara tajam. Contohnya, pejabat Rambu Tuka’ tidak boleh bertugas untuk Rambu Solo’.

Utara-selatan. Utara adalah yang paling utama yang disebut ulunna lino (kepala bumi) dan selatan disebut pollo’na (bawahnya bumi). Utara mewakili anggapan seperti kepala, atasan, depan, orang-orang yang dihormati yang diidentifikasi sebagai tersuci dan terhormat. Sedangkan selatan diidentifikasi dengan bawahan, kaki, pengikut.

Model rumah adat Tongkonan dengan segala aturannya mengikuti model tersebut. Dalam kegiatan upacara, tongkonan menjadi pusat lintang timur-barat, utara-selatan. Upacara Rambu Tuka’ diselenggarakan di sebelah timur tongkonan pada waktu matahari mulai naik, sedangkan Rambu Solo’ diselenggarakan di sebelah barat pada waktu matahari mulai terbenam. Upacara penyembahan kepada Puang Matua dilakukan di depan rumah (utara).

Rambu Tuka’ ini adalah upacara keselamatan dari empat persekutuan hidup, yakni Aluk Ma’lolo, upacara untuk kehidupan dan keselamatan manusia; Aluk Patuoan, upacara untuk keselamatan dan kehidupan hewan ternak dan binatang-binatang; Aluk Tanaman, upacara untuk keselamatan tanaman serta tempat tumbuhnya tanaman-tanaman; dan Aluk Bangunan Banua, upacara untuk keselamatan pembangunan rumah dan penempatan rumah oleh empunya.

Tak terlalu banyak orang tahu bahwa masyarakat Toraja memiliki upacara Rambu Tuka’ karena selama ini yang lebih banyak mengedepan di media massa adalah upacara Rambu Solo’. Rambu Solo’ adalah upacara kematian dan pemakaman manusia sebagai upacara yang dilakukan dengan kurban hewan yang bisa jadi memakan biaya ratusan juta rupiah, tergantung pada strata sosial seseorang yang akan dimakamkan tersebut.
Kedua ritus upacara tersebut mengikat hidup dan kehidupan orang Toraja, dalam perkembangannya sangat susah ditinggalkan karena upacara-upacara ini adalah sarana untuk melestarikan kebudayaan dan kesenian Toraja.

TORAJA Fiesta adalah salah perwujudan Rambu Tuka’, ungkapan kegembiraan yang menyuguhkan serangkaian tarian/atraksi dari 15 kecamatan di Tana Toraja. Inilah upaya untuk membangkitkan kembali pariwisata Tana Toraja yang sempat ’mati suri’, terutama setelah peristiwa peledakan bom di Bali.

Menurut survei Dinas Pariwisata Kantor Wilayah Daerah Tana Toraja, Association of The Indonesia Tour and Travel Agencies (Asita), dan Persatuan Hotel dan Restoran (PHRI) Sulawesi Selatan, pada tahun 1979-1997 Toraja termasuk tujuan wisata paling populer di Indonesia setelah Bali. Tahun 1996, total wisatawan yang mengunjungi Toraja mencapai lebih kurang 387.000 wisatawan, dengan wisatawan terbesar dari Eropa dengan jumlah 200.600 orang, dari Kanada sebanyak 100.000 wisatawan, selebihnya dari Asia dan Amerika.

Toraja dengan kebudayaannya yang unik, dengan julukan Land of the Heavenly Kings yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain di dunia dan masih hidup hingga sekarang, haruslah tetap dijaga dan dilestarikan.

Begitu banyak situs tua yang bisa dikunjungi, termasuk pekuburan leluhur, seperti situs makam pahat di Lemo, makam goa purba di Londa, menhir di Rante Karassik, perkampungan Kete Kesu yang begitu populer di kalangan turis karena di sana ada tongkonan, lumbung padi dan megalit di antara persawahan, serta makam aristokrat.

Berkunjung ke Rantepao- Makale, berarti kita belajar kearifan lokal Tana Toraja. Masyarakat Toraja begitu menghargai adat budaya mereka, menghargai para leluhur mereka, dengan tetap menjaga eksistensi pekuburan leluhur. Kearifan lokal itulah warisan budaya yang sangat berarti untuk kita semua. (elok dyah messwati)

Read More......

MAKASSAR SELAYANG PANDANG

Kota Metropolitan Makassar adalah ibukota dari propinsi Sulawesi Selatan. Sebelumnya bernama Kotamadya Ujung Pandang. Kota Makassar terkenal sebagai kota "Angin Mamiri", yang berarti “kota hembisan angin sepoi-sepoi basah. Dan juga terkenal dengan "Pantai Losari"nya yang indah, yang terkenal sebagai 'meja terpanjang' karena pengunjung dapat menikmati berbagai hidangan lezat sambil menikmati hembisan angin laut yang menyegarkan dan menyaksikan terbenamnya matahari serta keindahan panorama laut.

Kota yang bersuhu sekitar 22 - 33 oC ini, memiliki areal seluas 175,77 km2, Wilayah Kota Makassar terus berkembang, khususnya kearah Timur, dimana pembangunan infrastruktur seperti perluasan pelabuhan laut Makassar, Bandara Hasanuddin, jalan tol, kawasan industri Makassar dan berbagai proyek lainnya tengah dilaksanakan.
Kota Makassar juga memiki obyek-obyek wisata yang cukup menarik seperti benteng Ujung pandang, pelabuhan perahu tradisional pinisi, makam Pangeran Diponegoro, makan Sultan Hasanuddin, Taman Budaya Sulawesi, rekreasi wisata bahari, pagelaran tarian dan bisana tradisional.
pustaka :dari berbagai sumber

Read More......

SEJARAH SINGKAT KOTA MAKASSAR

Di umurnya yang ke-398 tahun, Kota Makassar masih terbilang muda jika dibandingkan sejarah nama Makassar yang jauh menembus masa lampau. Tapi tahukah Anda muasal dan nilai luhur makna nama Makassar itu?

Tiga hari bertufut-turut Baginda Raja Tallo VI I Mallingkaan Daeng Mannye Karaeng Matoaya bermimpi melihat cahaya bersinar yang muncul dari Tallo. Cahaya kemilau nan indah itu memancar keseluruh Butta Gowa lalu ke negeri sahabat lainnya. Bersamaan di malam ketiga itu, di bibir pantai Tallo merapat sebuah perahu kecil. Layarnya terbuat dari sorban, berkibar kencang. Nampak sesosok lelaki menambatkan perahunya lalu melakukan gerakan-gerakan aneh. Lelaki itu ternyata melakukan sholat. Cahaya yang terpancar dari tubuh Ielaki itu menjadikan pemandangan yang menggemparkan penduduk Tallo, yang sontak ramai membicarakannya hingga sampai ke telinga Baginda Karaeng Matoaya. Di pagi buta itu, Baginda bergegas ke pantai. Tapi tiba-tiba lelaki itu sudah muncul menghadang di gerbang istana. Berjubah putih dengan sorban berwarna hijau. Wajahnya teduh. Seluruh tubuhnya memancarkan cahaya.

Lelaki itu menjabat tangan Baginda Raja yang tengah kaku lantaran takjub. Digenggamnya tangan itu lalu menulis kalimat di telapak tangan Baginda "Perlihatkan tulisan ini pada lelaki yang sebentar lagi datang merapat di pantai,� perintah lelaki itu lalu menghilang begitu saja. Baginda terperanjat. la meraba-raba matanya untuk memastikan ia tidak sedang bermimpi. Dilihatnya telapak tangannya tulisan itu ternyata jelas adanya. Baginda Karaeng Matoaya lalu bergegas ke pantai. Betul saja, seorang lelaki tampak tengah menambat perahu, dan menyambut kedatangan beliau.
Singkat cerita, Baginda menceritakan pengalamannya tadi dan menunjukkan tulisan di telapak tangannya pada lelaki itu. Berbahagialah Baginda. Tulisan ini adalah dua kalimat syahadat, kata lelaki itu. Adapun lelaki yang menuliskannya adalah Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam sendiri. Baginda Nabi telah menampakkan diri di Negeri Baginda.

Peristiwa ini dipercaya sebagai jejak sejarah asal-usul nama Makassar, yakni diambil dari nama "Akkasaraki Nabbiya", artinya Nabi menampakkan diri. Adapun lelaki yang mendarat di Pantai Tallo itu adalah Abdul Kadir Khatib Tunggal yang dikenal sebagai Datu Patimang. Baginda Raja Tallo I Mallingkaan Daeng Manyonri Karaeng Matoaya sendiri bergelar Sultan Abdullah Awaluddin Awawul Islam Karaeng Tallo Tumenanga ri Agamana. Beliau adalah Raja pertama yang memeluk agama Islam di dataran Sulawesi Selatan.
pustaka :dari berbagai sumber

Read More......

SEJARAH SINGKAT PULAU SULAWESI

Sulawesi dikenal dengan nama Celebes adalah sebuah pulau yang indah permai dengan luas tanah 227 ribu kilometer persegi lebih kecil dibandingkan dengan gabungan daratan England dan Scotland, bentuknya mirip seperti bunga anggrek dengan jazirah-jazirah yang panjang serta pipih.

Tidak ada titik daratan yang lebih dari 90 km dari pantai, menjadikan pulau itu mempunyai garis pantai yang panjang kebanyakan daratannya tampak bergunung-gunung. Kornbinasi dari kedua wajah yang demikian itu menghamparkan berbagai pemandangan yang sungguh rnernpesona baik di pantai demikian juga di daerah ketinggian. Secara geografis Selat Sulawesi (Makassar) dikenal sebagai daerah batas dari garis Wallace, mengisahkan dua satuan margasatwa vang berbeda, yaitu bagian timur dan bagian barat Indonesia.

Selarna masa keemasan perdagangan rempah-rempah, diabad ke-15 sampai ke-19, Sulawesi Selatan berperan sebagai pintu Gerbang ke kepulauan Maluku, tanah penghasil rempah. Kerajaan Gowa dan Bone yang perkasa memainkan peranan penting tampak didalam sejarah Kawasan Timur Indonesia dimasa Ialu.

Penduduk Sulawesi Selatan terdiri atas empat suku bangsa utama. Suku bangsa Toraja terkenal mempunyai budaya spesifik, bernuansa religius tampak pada upacara-upacara kematian, rumah tradisional dengan atapnya melengkung, ukiran yang cantik dan warna yang alami. Suku bangsa Makassar, Bugis dan Mandar terkenal sebagai pelaut patriotik baik dimasa perang maupun dimasa damai. Dengan perahu layar tradisionalnya mengarungi lautan kepulauan Indonesia sampai kebagian utara Australia, beberapa pulau di samudera Pasifik sampai kepantai Afrika.

Latar belakang geografis, prasejarah dan sejarah Sulawesi Selatan telah melahirkan unsur budaya yang menarik. Seseorang dapat mengamati, menikmati dari pengalarnan pada keunikan budayanya dan hanya diternukan didaerah ini, termasuk didalamnya upacara-upacara, tari-tarian, seni ukir, tenunan cantik yang ditenun dari bahan benang kapas dan sutera dan pemandangan alam tropis yang sangat menakjubkan.
Sebelum Proklamasi RI, Sulawesi Selatan, terdiri atas sejumlah wilayah kerajaan yang berdiri sendiri dan didiami empat etnis yaitu ; Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja.

Ada tiga kerajaan besar yang berpengaruh luas yaitu Luwu, Gowa dan Bone, yang pada abad ke XVI dan XVII mencapai kejayaannya dan telah melakukan hubungan dagang serta persahabatan dengan bangsa Eropa, India, Cina, Melayu dan Arab.
Setelah kemerdekaan, dikeluarkan UU Nomor 21 Tahun 1950 dimana Sulawesi Selatan menjadi propinsi Administratif Sulawesi dan selanjutnya pada tahun 1960 menjadi daerah otonom Sulawesi Selatan dan Tenggara berdasarkan UU Nomor 47 Tahun 1960. Pemisahan Sulawesi Selatan dari daerah otonom Sulawesi Selatan dan Tenggara ditetapkan dengan UU Nomor 13 Tahun 1964, sehingga menjadi daerah otonom Sulawesi Selatan.

Sulawesi Selatan terletak di jazirah Selatan Pulau Sulawesi. Propinsi yang Beribukota di Makassar ini, terletak antara :
0 ° 12‘ - 8 ° Lintang Selatan
116 °48‘ - 122 ° 36‘ Bujur Timur.
Secara administratif berbatasan :
Sebelah Utara dengan Propinsi Sulawesi Tengah Sebelah Barat dengan Selat Makassar Sebelah Timur dengan Teluk Bone Sebelah Selatan dengan Laut Flores Luas wilayahnya, 62.482,54 km2 (42 % dari luas seluruh pulau Sulawesi dan 4,1 % dari Luas seluruh Indonesia).Posisi yang strategis di Kawasan Timur Indonesia memungkinkan Sulawesi Selatan dapat berfungsi sebagai pusat pelayanan , baik bagi Kawasan Timur Indonesia maupun untuk skala internasional.

Pelayanan tersebut mencakup perdagangan, transportasi darat - laut - udara, pendidikan, pendaya-gunaan tenaga kerja, pelayanan dan pengembangan kesehatan, penelitian pertanian tanaman pangan, Perkebunan, perikanan laut, air payau tambak, kepa-riwisataan bahkan potensial untuk pengembangan lembaga keuangan dan perbankan.
pustaka : dari berbagai sumber

Read More......

Toraja Tujuan Wisata

Tana Toraja, daerah wisata adat Sulawesi Selatan, sangat terkenal karena adat istiadat mereka yang tergolong orisinil, sedikit primitif, mistik juga religius. Toraja adalah nama suku, konon tertua, yang mendiami daratan Sulawesi, memiliki karakter khas postur tubuh dan antropologi ragawi yang mirip dengan suku Dayak di kalimantan, suku Dubu dan Kubu di Sumatera. Konon sejarah mencatat mereka inilah yang pertama datang dan mendiami daratan Nusantara, sebelum terjadi migrasi manusia besar-besaran dari China selatan. Tana Toraja terletak kurang lebih 600-700 km, arah utara dari kota Ujungpandang, kini Makassar.

Diyakini sebagai asal usul sejarah leluhur para bangsawan Bugis, Makassar, mereka nyaris minoritas, namun tetap terlihat sebagai khasanah sejrah yang tidak terlupakan. Memiliki karakter kuat sebagai masyarakat pedalaman, pegunungan, mendiami hampir titik puncak kawasan pegunungan Sulawesi Selatan. Dulu beragama animisme, setelah missi katolik terjun, suku Tator, terakumulasi dengan baik, sebagai masyarakat yang taat akan agama. Sekalipun adat yang demikian kuat tidak sedikitpun terusik untuk ditinggalkan.

Yang menarik dari suku Tator di tana Toraja, adalah kebiasaan mereka menyimpan mayat, atau orang yang telah mati, selama bertahun-tahun, untuk diupacarakan, setelah para sanak saudara atau famili terdekat, mampu menyelenggarakan pesta kematian, yang penyelenggaraannya menelan biaya ratusan juta rupiah. Pesta inilah yang kemudian trangkat kepermukaan sebagai pesta yang digemari wisatawan mancanegara. Khusus atau terutama jika yang meninggal memiliki darah keturunan ningrat atau yang dihormati.

Mereka menguburkan matyat tersebut, dalam liang atau gua di gunung kapur, atau marmer yang masif, diupayakan dalam tebing yang tinggi dan sulit terjangkau manusia, sehingga konon menurut kepercayaan mereka, sang arwah akan cepat dijemput oleh para dewa. Yang khas dan menarik lagi, rumah mereka berbentuk perahu terbalik. Ada catatan sejarah yang menyebutkan bahwa itu diawali dari pembuatan rumah mereka yang menggunakan perahu sebagai atap, atau penutup.


• Tahun 1926 Tana Toraja sebagai Onder Afdeeling Makale-Rantepao dibawah Self bestur Luwu
• Tahun 1946 Tana Toraja terpisah menjadi Swaraja yang berdiri sendiri berdasarkan Besluit Lanschap Nomor 105 tanggal 8 Oktober 1946
• Tahun 1957 berubah menjadi Kabupaten Dati II Tana Toraja berdasarklan UU Darurat Nomor 3 Tahun 1957
• UU Nomor 22 Tahun 1999 Kabupaten Dati II Tana Toraja berubah menjadi Kabupaten Tana Toraja
pustaka: dari berbagai sumber

Read More......

LETAK GEOGRAFIS TANA TORAJA

Di Sulawesi Selatan terdapat suku Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja. Suku Toraja adalah salah satu dari empat suku yang terdapat di Sulawesi Selatan, masyarakat yang tinggal di Tondok Lepongan Bulan Tondok Matarik Allo sebagai nama negeri mereka sebelum penggunaan nama Toraja oleh para penyiar agama Nasrani.

Suku Toraja mendiami wilayah bagian utara jazirah Sulawesi Selatan yang berbatasan langsung dengan Sulawesi Tengah. Daerah Tana Toraja berbatasan dengan Kabupaten Luwu di sebelah Timur, Kabupaten Enrekang bagian Selatan, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Polewali, dan bagian utara berbetasan Propinsi Sulawesi Tengah.

Secara adminitratif mereka bermukim di daerah Kabupaten Endrekang, daerah Suppiran di kabupaten Pinrang, Mamasa di kabupaten Polewali-Mamasa, daerah galumpang dan Makki di kabupaten Mamuju sedangkan daerah inti pemukiman mereka adalah Kabupaten Tana Toraja.

Letak daerah Tana Toraja terbentang mulai dari KM 280 sampai dengan 355dari ibu kota propinsi sulawesi selatan. Luas wilayah Tana Toraja adalah 3.205,77 KM atau sekitar 5% dari luas Propinsi Sulawesi Selatan terletak antara 119-120 derajat BT dan 02-03derajat LS. Kondisi topdaerah ini terdiri atas pegunungan kurang lebih 40% dataran tinggi kurang lebih 20% dsataran rendah kurang lebih 38%, rawa-rawa dan sungai kurang lebih 2%. Tana Toraja berada di atas ketinggian antara 600m - 2800 m dari permukaan laut.
pustaka :dari berbagai sumber

Read More......

Tuesday 13 June 2000

PENYEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA


     Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia, wilayah Indonesia sudah ada suku Weddid dan Negrito. Kedua suku tersebut berasal dari daerah Tonkin. Dari Tonkin kemudian menyebar ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik. Suku Bangsa Melayu yang terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan menjadi dua yaitu
Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)
Bangsa Melayu Muda (DeutroMelayu)

Read More......

Wednesday 7 June 2000

PENYEBARAN MANUSI DI KEPULAUAN INDONESIA


     Berbagai jenis ras diperkiraan berasal dari asia tengah hal tersebut didasarkan atas penemuan tulang belulang kuno. Contohnya Papua Melanosoid, Europoid, Mongoloid, dan Austroloid. Dari percampuran mereka lahirlah bangsa melayu yang menyebar melalui sungai dan lembah kedaerah pantai dikarenakan adanya wabah penyakit , ke teluk Tonkin lalu indo cina menyebar ke Kamboja, Muang Thai yang kemudian menjadi bangsa Austroasia. Yang kemudian mereka munuju kepulaan dan kemudian menjadi bangsa Austronesia. Bangsa Thailand Selatan, Singapura, Indonesia, Brunei, dan Philipina Selatan memiliki kesamaan terhadap bangsa cina di sebelah timur dan bangsa India di sebelah barat.

Read More......